Beranda | Artikel
Keimanan terhadap Shirath
Kamis, 12 Desember 2024

Keimanan terhadap Shirath adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari Rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A Hafidzahullah pada Rabu, 9 Jumadil Akhir 1446 H / 11 Desember 2024 M.

Kajian Islam Tentang Keimanan terhadap Shirath

Di antara kejadian pada hari kiamat yang wajib diyakini adalah semua manusia harus melewati titian ini. Sebelumnya, telah dibahas tentang syafaat, pertanyaan Munkar dan Nakir di kuburan, serta kebangkitan pada hari kiamat.

Titian ini, yang diletakkan di atas neraka Jahanam, memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam hadits. Titian tersebut lebih tipis daripada rambut, lebih tajam daripada pedang, sangat licin, dan panas seperti bara api. Setiap manusia harus melewati titian ini sesuai dengan kadar keimanan dan amalan mereka di dunia.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa kemampuan seseorang melewati titian ini bergantung pada amalnya di dunia. Jika di dunia ia selalu bersegera menuju kebaikan, sebagaimana firman Allah:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 133)

Juga dalam ayat lain:

…فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ…

“Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 148)

Serta firman-Nya tentang shalat Jumat:

…فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ…

“Maka bersegeralah kamu menuju dzikir kepada Allah.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 9)

Ayat-ayat tersebut menunjukkan perintah untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Kecepatan Melewati Shirath Berdasarkan Keimanan dan Amal

Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang di dunia bersegera menuju kebaikan, berlomba-lomba, dan cepat dalam melaksanakan amal shalih, maka ketika melewati shirath pada hari kiamat, ia pun akan melewatinya dengan sangat cepat. Barangsiapa yang berhasil melewati titian ini, dialah orang yang sukses. Sebaliknya, siapa yang terjatuh, dialah orang yang sengsara dan benar-benar celaka.

Disebutkan dalam banyak hadits tentang kondisi orang-orang saat melewati shirath. Di antara manusia ada yang melewatinya secepat pandangan mata, secepat kilat, atau seperti angin yang berhembus kencang. Hal ini menunjukkan keimanan dan ketakwaan yang sangat tinggi. Ada pula yang melewatinya seperti menaiki kuda pincang, unta, atau seperti seorang pelari yang kuat. Sebagian lainnya berjalan biasa, bahkan ada yang merangkak.

Dalam hadits-hadits shahih juga disebutkan bahwa di kanan dan kiri titian tersebut terdapat besi-besi pengait (kalalib). Besi-besi ini terkadang melukai orang-orang yang melewatinya. Ada yang terluka namun selamat, dan ada pula yang tersangkut serta terjatuh ke neraka Jahanam.

Hal ini disebutkan dalam firman Allah:

فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا

“Demi Tuhanmu, sungguh Kami akan mengumpulkan mereka bersama setan-setan, lalu Kami hadirkan mereka di sekeliling neraka Jahanam dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam [19]: 68)

Allah juga berfirman:

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

“Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatanginya (melewati titian). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu keputusan yang tidak mungkin dirubah.” (QS. Maryam [19]: 71)

Ketakwaan sebagai Bekal Melewati Shirath

Para ulama menyebutkan bahwa setiap manusia, baik orang beriman, kafir, maupun munafik, pasti akan melewati titian shirath. Orang-orang kafir tidak mungkin mampu melewatinya dan akan langsung jatuh ke dalam neraka Jahanam. Adapun orang beriman, kecepatan mereka melewati titian ini bergantung pada tingkat keimanan dan ketakwaan mereka.

Barangsiapa yang berhasil melewati shirath, dialah orang yang berhasil. Sebagian ulama juga menjelaskan bahwa setelah shirath masih ada qantharah. Akan tetapi tidak ada orang yang terjatuh ketika melewati qantharah ini. Sebelum melewati qantharah, terdapat qishash (penyelesaian hak) di antara orang-orang beriman yang berhasil melewati shirath untuk menentukan tingkatan derajat mereka di surga. Hal ini sebagaimana firman Allah:

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

“Kemudian Kami selamatkan orang-orang yang bertakwa, dan Kami biarkan orang-orang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam [19]: 72)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa yang akan menyelamatkan seseorang adalah ketakwaan.

Nasihat Sahabat Ali bin Abi Thalib

Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu pernah melewati sebuah pekuburan dan memberikan pelajaran berharga kepada orang-orang di sekitarnya. Beliau berkata kepada penghuni kuburan, seolah-olah berdialog:

“Wahai penghuni kubur, kami ingin mengabarkan kepada kalian bahwa harta-harta kalian telah dibagi, istri-istri kalian telah menikah lagi, dan rumah-rumah kalian telah ditempati oleh orang lain. Itu kabar dari kami. Maka beritahukan kepada kami kabar kalian!”

Sahabat Ali kemudian menjelaskan, jika mereka bisa menjawab, mereka pasti akan mengatakan:

“Kami dapati sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah ketakwaan.”

Tidak ada yang bisa menyelamatkan manusia di titian shirath dan di alam barzakh kecuali amal yang dilakukan selama di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Orang yang meninggal akan diikuti oleh tiga hal: keluarganya, hartanya, dan amalnya. Lalu dua hal akan kembali, yaitu keluarganya dan hartanya, sementara yang tinggal bersamanya hanyalah amalnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, perbanyaklah amal kebaikan dengan penuh keikhlasan, agar kita dapat melewati shirath dengan secepat kilat, dan mendapatkan keselamatan di akhirat.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54786-keimanan-terhadap-shirath/